SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Dilihat dari judulnya “Siapkah koperasi menghadapi era globalisasi ??” Jawabanku adalah TIDAK !! Kenapa ?? Karna orang bisa tahu dia siap atau tidak siapkah menghadapi sesuatu itu dari keadaan yang sekarang. Coba kalian lihat koperasi sekarang diindonesia ini jarang sekali ditemuin dan terbilang cukup sedikit yang mengikuti organisasi koperasi terutama dikalangan anak anak remaja tidak semua sih tapi kebanyakan dari mereka terkesan  tidak ingin direpotkan dengan organisasi yang kolot itu. karena mereka terlalu gengsi untuk membeli ditempat itu (koperasi).

Mereka lebih tertarik dan merasa nyaman jika harus beli di organisasi swasta contoh  alfa, indomaret, giant dan mall besar lainnya karena banyaknya organisasi swasta yang sepeerti itu yang sudah menyebar dikalangan masyarakat dan menjadikan tempat itu sebagai tempat pokok untuk berbelanja yang menurut mereka itu lebih berkelas, simple cara pembelian, harga lebih bersahabat dan mereka juga menganggap bahwa yang diuntungkan dalam pembelian dikoperasi hanyalah para anggota dan pengurus koperasi. Pembeli murni itu akan membayar secara mahal dan jika ingin mereka menjadi anggota itu sunggulah merepotkan dan itulah menurutku. Mungkin banyak pemikiran masyarakat kita seperti diatas. Mereka tahu apa itu koperasi tapi tidak tahu makna ataupun arti sesungguhnya koperasi itu.

Ketidaktahuan arti sesungguhnya tentang koperasi membuat minat atau ketertarikan masyarakat akan koperasi semakin rendah diindonesia. Jika masyarakat sudah tidak peduli tentang kiperasi bagaimana kia dapat membuat organisasi koperasi diindonesia maju bahkan siap untuk menghadapi era globalisasi, yang menurut saya itu mustahil. Untuk itu kita harus mengubah gaya hidup masyarakat kita. Oke itu nungkin sulit, maka ubahlah dari diri kita masing masing.

Untuk awal kita harus mengubah gaya hidup generasi muda yang pada era ini osungguh terkesan lebih senang dengan produk produk luar negeri ketimbang produk internal dan lebih suka berbelanja di swasta dari pada koperasi yang notabennya anak jaman sekarang ini lebih senang dan nyaman kalau mereka keliatan berkelas mengikutin trend meskipun mereka harus dirugikan dengan harga yang mungkin jauh lebih mahal dari beli dikoperasi.

Untuk itu saya sebagai salah satu generasi muda mengajak kalian semua untuk ayolah kita ubah gaya hidup kita yang sekarang sangat menyukai produk luar agar pindah menyukai produk dalam negeri. Dan maulah untuk disusahkan dalam suatu organisasi apapun yang positif termasuk organisasi koperasi. Karna kalau kalia mengikuti organisasi koperasi tidak hanya para pengurus ataupun pemimpin nya saja yang mendapatkan keuntungan tetapi seluruh anggota. Secara logika jika kalian termasuk anggota ketika kalian membeli sesuatu dikoperasi maka uangnya pun akan kembali berapa persen kekalian dalam bentuk SHU (sisa hasil usaha).

Selain itu koperasi juga punya kelebihannya salah satunya jika kalian termasuk anggota koperasi kalian bisa meminjam dana untuk usaha kalian. Untuk itu bukan kah enak mengikuti organisasi koperasi dan membantu peng koperasi an diindonesia menjadi maju dan dapat bersaing diera globalisasi.

Tapi apakah kalian tahu apa itu globalisasi ??? Inilah definisi dari globalisasi, Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspekkebudayaan lainnya.Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.

Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.

Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an.  Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan idmnvestasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim,polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi. Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi olehbisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.

Jadi zaman sekarang sudah memasuki era globalisasi bukan hanya negara indonesia saja yang menghadapi era globalisasi tapi semua negara entah Negara Maju (NM) ataupun Negara Sedang Berkembang sehingga Kita tidak dapat mengelak adanya globalisasi. Karna era globalisasi memasuki kedalam dunia internasional.

Jadi karna mencakup seluruh negara, kita tidak mau kan ketinggalan sendiri dan kalah dengan negara lain karena tidak bisa mengikuti era globalisasi. Seluruh organisasi entah dalam politik, budaya, ekonomi, pertahanan dll, siap tidak siap harus siap menghadapi era globalisasi agar dapat menyamai bahkan melebihi negara lain. Termasuk organisasi koperasi, saya berpikir bahwa koperasi diindonesia tidak siap dalam menghadapi era globalisasi tapi “siap tidak siap kita harus siap” kalimat itulah yang mewajibkan kita untuk selalu berusaha siap maju kedepan. Agar kita siap, kita harus mempersiapkannya dari sekarang .

Hal-hal yang Harus Dipersiapkan Agar Mampu Menghadapi Era Globalisasi :

1. Kita harus memperbaiki masalah internal dan eksternal

Bermulai dari meperbaiki masalah internal. Adanya konflik inilah yang memecah kesatuan didalam suatu organisasi. Jika adanya konflik internal yang tidak bisa  ditangani atau diselesaikan akan menyebabkan pondasi suatu organisasi akan runtuh. Cara memperbaiki masalah internal dengan cara mengikis segala konflik yang ada secara musyawarah. Sebagai manusia yang punya adab kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik-baik dengan musyawarah. Disisi lain masalah internal adalah ketidak jujuran atau penyalahgunaan SHU oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu kita harus mempunyai sikap jujur dan adil dimanapun kapanpun termasuk didalam sebuah organisasi. Disisi lain pula banyak para anggota tidak percaya akan kinerja anggota yang lain, pengurus bahkan pemimpin koperasi. Itu salah satu dari sekian banyak masalah internal, agar kita siap menghadapi era globalisasi didalam suatu organisasi koperasi para anggota, pengurus, dan pemimpin harus mempunyai sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab dan jika terjadi konflidak ik diadakan musyawarah.

2. Pembenahan Manajerial

Tidak jauh berbeda dengan penjelasan diatas. Ini masalah yang sering kita temui dalam suatu organisasi. Kita harus membenahi manajerial agar sesuai dengan harapan masyarakat, agar para masyarakat, para anggota dll yang menginvestasikan hartanya percaya bahwa mereka tidak akan medapatkan kerugian. Mereka akan melihat dari segi manajemennya. Manajemen yang terstruktur akan mendapatkan hasil yang baik. Dan akan membuat masyarakat percaya akan bergabung dengan organisasi koperasi yang akan membuat. Semakin banyak masyarakat tertarik akan koperasi dan mereka akan saling berpegang tangan membuat koperasi maju dan siap menghadapi Era Globalisasi.

3. Strategi Integrasi ke luar dan ke dalam.

Kita harus mempunyai strategi ataupun rencana. Agar kita dapat bersaing dengan pihak lain. Karna dengan suatu rencana ataupun strategi jangka panjang yang matang cepat atau lambat organisasi koperasi diindonesia akan semakin maju dan akan siap menerima tantangan yang diberikan oleh pihak lain dalam era globalisasi saat ini. Dan dalam integrasi ke luar, dibutuhkan kerjasama terspesialisasi antar koperasi maupun kerjasama dengan para pelaku lainnya dengan prinsip saling menguntungkan. Dan akhirnya kita mempunyai kerabat yang akan saling berpangku tangan untuk menhadapi era globalisasi saat ini.

4.  Peningkatan Efisiensi dalam proses produksi dan distribusi.

Peningkatan secara efisiensi tentu akan membuat kita semakin memiliki potensi untuk tumbuh secara pesat. Akan tetapi tidak mudah untuk meningkatkan efisiensi, karna SDM akan ide ataupun kreativitas akan diuji disini. Akan tetapi jika membuat suatu produksi yang sangat unik karna ide cemerlang dengan biaya produksi yang murah , efisiensi tetapi harga jual barang tersebut tinngi. Itu akan membuat akan cepatnya peningkatan didalam suatu organisasi dan kita akan lebih siap menhadapi organisasi swasta di era globalisasi saat ini.

Itulah beberapa pendapat dari sekian banyaknya masalah yang harus kita hadapi untuk memajukan organisasi koperasi diindonesia di era globalisasi saat ini.

Peluang dan Tantangan Koperasi di Era Globalisasi

Pada waktu krisis moneter dan ekonomi menghantam Indonesia pada tahun 1998 yang mebuatperekonomian diindonesia hancur, ternyata BUMS dan BUMN/BUMD banyak yang kelimpungan gulung tikar, meninggalkan hutang yang demikian besar. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap tidak penting dan disepelekan justru sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian sektor yang disebut belakangan (UKMK) dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai motor penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis. Sebagai misal banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang menjadi terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat, yang sebagian besar masih harus diimpor, produsen jamu (ada yang membentuk koperasi) mendapat kesempatan memperlebar pasarnya dari pangsa yang lebih menyerupai “ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna.

Sebagai gambaran penyebab krisis ekonomi ada baiknya dikemukakan pendapat Mubyarto (1999) sebagai berikut:

1. Terlalu berpikir global (dan keramahannya).

2. Terlalu suka disanjung.

3. Terlalu individualistik/ memikirkan kepentingan sendiri

4. Terlalu bisnis dan profit oriented.

5. Terlalu silau pada dunia kebendaan/materi.

6. industry minded.

7. Terlalu ebrpikir kekinian.

8. Terlalu silau pada yang serba asing (pikiran pakar-pakar pribumi diremehkan).

9. Terlalu percaya pada pasar (deregulasi yang kebablasan).

10.Terlalu meremehkan ideologi.

12.Terlalu berpihak kepada konglomerat (Ekonomi Rakyat ditelantarkan).

13. Konglomerat terlalu serakat (overborrowing).

14. Terlalu pragmatis (tanpa sistem).

15. Terlalu mementingkan stabilitas (stabilitas pemerintah / status quo).

Seandainya globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang makin alam kamin intens dan mengglobal. Kalu kita lihat ciri-ciri globalisasi dimana pergerakan barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi suatu negara untuk meninabobokan para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang tidak efisien dan kompetitif.

Langkah-Langkah Untuk Mengantisipasi Koperasi di Era Globalisasi

E.F. Schumacher (1978) berpendapat bahwa small is beautiful. John Naisbitt (1944) merasa percaya bahwa masa depan perekonomian global berada ditangan unit usaha yang kecil, otonom, namun padat teknologi. Dari kedua pendapat tersebut mendorong keyakinan kita bahwa sektor-sektor usaha kecil di Indonesia perlu diberi kesempatan untuk berperan lebih banyak. Oleh karena itu. paradigms pengembangan ekonomi rakyat layak diaplikasikan dalam tatanan praktis.

Keistimewaan koperasi tidak dikenal adanya majikan dan buruh atupun pengurus dan anggota, serta tidak ada istilah pemimpin atau pemegang saham mayoritas . Semua anggota berposisi sama, dengan hak suara sama. Oleh karena itu, apabila aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba finansial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut. untuk mengembangkan koperasi banyak hal yang perlu dibenahi, baik keadaan internal maupun eksternal. Di sisi internal, dalam tubuh koperasi masih banyak virus yang merugikan. Yang paling berbahaya adalah penyalahgunaan koperasi sebagai wahana sosial politik. Manuver koperasi pada akhirnya bukan ditujukan untuk kemajuan kopearasi dan kesejahteraan anggota, mealinkan untuk keuntungan politis kelompok tertentu.. Sebagai contoh, mislanya KUD (Koprasi Unit Desa) diplesetkan oleh masyarakat menjadi “Ketua Untung Dulu”, tentunya menggambarkan yang diuntungkan koperasi adalah para pengurus atau pemimpinnya. Parahnya lagi para pengurus koperasi kadangkala merangkap jabatan birokratis, politis atau jabatan kemasyarakatan, sehingga terjadinya konflik peran. Konflik yang berlatarbelakang non koperasi dapat terbawa kedalam lembaga koperasi, sehingga mempengaruhi citra koperasi. Dari sisi eksternal, terdapat semacam ambiguitas pemerintah dalam konteks pengembangan koperasi. Karena sumberdaya dan budidaya koperasi lebih di alokasikan untuk menguraikan konflik-konflik sosial politik, maka agenda ekonomi kOnkret tidak dapat diwujudkan. Di mana fungsi sebagai wahana untuk memperjuangankan perekonomian rakyat kecil tidak berjalan sama sekali.

Menurut saya koperasi diindonesia untuk saat ini pada kenyataannya masih belum siap menghadapi globalisasi. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa koperasi Indonesia esok akan berkembang pesat. Jadi awal dari semua ini adalah ubahlah diri kita masing masing. Agar kita siap untuk membangun koperasi diindonesia dan membangun perekonomian agar lebih maju dan tidak tertinggal di era globalisasi ini.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

Click to access Eksistensi_Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_Di_Era_Pasr_Global….Purbayu_Budi_Santosa_(OK).pdf

Leave a comment